Bagaimana aku harus mendeskripsikan ini, kalian dua sejoli yang pantas untuk bersatu. Yang pantas untuk bersanding. Sayang, Tuhan kalian memisahkan kalian.
Gadis itu mengadu lagi padaku hari ini. Berkata banyak hal tentang kekasihnya. Aku menatapanya dengan senyum getir. Merasakan lucu bagaimana seorang perempuan yang biasanya hanya memikirkan soal buku dan pelajaran begitu semangat bercerira tentang lelaki.
"Tau tidak, ternyata saat kita mengobrol kemarin. Speaker discord ku menyala. Dan dia mendengar semua obrolan kita. "
Aku meliriknya menggunakan ekor mataku memincingkan mataku selayaknya orang yang tengah curiga.
"Obrolan yang mana? "
"Tentang haikyu waktu itu. "
Menutup mataku, mencoba mengingat namun nihil aku tak bisa mengingatnya. Dalam hatiku aku merutuki kapasitas otakku yang begitu kecil dan hanya bisa menampung beberapa hal.
Au membuka mataku, dan akupun bersikap seolah aku mengingatnya.
"Oh! Astaga! Yang waktu itu?"
Kuucapkan kalimat itu dengan nada tinggi seolah olah aku tersadar. Gadis didepanku itu pun membalas dengan anggukan semangat yang kentara.
Terlihat sekali dia sedang jatuh cinta.
◦•●◉✿_______✿◉●•◦
"Lihat ini dia."
"Astaga daichi! "
Spontan aku menyebut nama salah satu karakter anime yang kusuka. Bagaimana tidak foto. Yang dia tunjukan sangat mirip dengan Daichi dari haikyu. Aku membulatkan mataku menatap secara bergantian ponsel dan gadis itu.
"Dimana kau mendapatkan seseorang yang semirio ini dengan Daichi, hey astaga dia benar benar seperti Daichi yang keluar dari ponsel. "
Ucapku dengan nada geli. Astaga gadis ini benar benar hebat. Aku begitu mengaguminya.
"Seperti versi nyata dari Daichi bukan? "
"Yeah, benar benar mirip denganya. "
Setidaknya itu adalah kenangan terakhir ku ketika gadis itu untuk pada akhirnya memberitahuku bahwa dia tak lagi bersama orang itu lagi yang ku sebut sebagai "Daichi." Batapa nelangsanya masih mereka.
Dengan sosok dia yang pergi menuju pura dan gadis yang kukagumi menuju masjid. Sejujurnya jarak keduanya jauh. Tak dapat bersatu. Sebuah ending yang sudah diketahui. Namun tak ayal, aku mengingin kan sebuah happy ending untuk mereka.
Aku pernah mendengar bahwa seorang penulis hebat pasti pernah merasakan "cinta beda agama" Apakah iya? Tapi kuakui. Gadis itu dia sangat berbakat slama hal apapun.
Terkadang aku merasakan kekagumanku kepadanya berubah menjadi keirian. Namun baiklah aku masih bisa mengendalikannya.
Dia adalah sosok yang kuat, dia berusaha lebih dari yang lain, dia pekerja keras, dia tekun, dia rajin. Sementara aku dilain sisi Pemalas.
Rab, 5 jul 23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dont forget to give advice here 💋